Mengutip dari blog sebuah brand yaitu Retroom, tentang upaya gaya hidup ramah lingkungan, nyatanya hal tersebut memang tidak mudah untuk di aplikasikan, namun setidaknya ada usaha dan kesadaran yang muncul dari kita masing - masing tentang bagaimana memikirkan hal setelahnya dari apa yang kita gunakan. Seperti yang kita ketahui tentang catatan kelam industri fashion yang selalu bersinggungan setiap berkaitan dengan isu lingkungan. Hal tersebut telah menjadi rahasia umum, mulai dari emisi gas buang yang dihasilkan pabrik tekstil, jejak karbon, limbah pewarna kain, bahan baku kain dan plastik yang digunakan sebagai media pembungkus.

Dalam sebuah artikel tempo yang berisi hasil riset yang dilakukan oleh Sustainable Waste Indonesia atau SWI, menyebutkan daur ulang plastik di Indonesia masih kecil, yaitu dibawah angka 10%. "Seluruh sampah, bukan hanya plastik saja seharusnya diolah dan tidak ditimbun di tempat pembuangan akhir, namun di indonesia baru 3% saja" Direktur SWI Dini Trisyanti di Jakarta, Selasa, 3 September 2019.

Plastik hanyalah salah satu bagian kecil dari setumpuk limbah industri fashion, karena pada dasarnya plastik banyak digunakan oleh berbagai macam brand untuk digunakan menjadi media pembungkus dan branding. Merespon hal tersebut, Retroom sebagai brand lokal rupanya ingin turut mengajak dan berupaya untuk sedikit menunjukan tanggung jawabnya, yaitu dengan menggunakan media goodiebag sebagai pengganti plastik untuk membungkus produk yang dijual.

Kampanye yang disuarakan oleh retroom bertajuk "Stand for your identity show your responsibility". Kampanye tersebut memiliki makna mengajak kita semua untuk tidak hanya memperhatikan lifestyle dengan outfit yang keren semata, namun lebih dari itu juga menunjukan sedikit kepedulian terhadap keberlangsungan hidup di generasi berikutnya dengan hal yang paling minimal sekalipun.